Ternyata di era yang serba instant ini telah membuat banyak orang menjadi terlena. sedikit usaha, sedikit tawakkal, tapi berkeinginan hasil yang besar. Ya, inilah efek psikologis yang timbul oleh kebiasaan instanisme. Yakinlah bahwa hidup ini menjalani Hukum Keseimbangan. Kalau Kita ingin menjadi orang tua intan (bukan instanisme), Maka Kita harus meraihnya dengan perjuangan yang luar biasa, dan berserah diri pada-Nya dengan sepenuh hati. Itulah ciri Generasi Intan, generasi yang menghargai proses, dan bukan sekedar menghargai hasil. Orang tua Intan akan melahirkan generasi intan. Sebaliknya orang tua instant akan menelurkan generasi instant serupa bahkan lebih parah dari generasi pendahulunya.
Di dalam diri Anak Kita terdapat intan yang tidak akan pernah bersinar karena Kita terlanjur membiasakan kehidupan anak Kita dalam wilayah yang instant, wilayah yang dipenuhi fasilitas, serba mudah sehingga merangsang hadirnya sifat pemalas.
Itulah bahayanya jika Kita terbiasa memberikan fasilitas yang berlebihan kepada anak. Selain intan dalam diri anak menjadi tidak bersinar, ada pula bahaya lainnya yang bisa timbul, yaitu tumpulnya hati, tumpulnya kepekaan, dan tumpulnya empati dari sang anak. Ya, begitulah yang bisa terjadi jika anak terlalu dimanjakan kebutuhan fisiknya.
Tidak ada cara yang paling efektif untuk melahirkan generasi Intan, kecuali keterlibatan orang tua sebagai pendidik yang sadar. sehebat apapun sebuah pelatihan, pasti ada kata usai. sehebat apapun sebuah sekolah pasti ada kelulusan, dan semuanya akan dikembalikan kepada orang tua sebagai pemegang amanah yang sebenarnya dari sang Illahi sebagai sebuah titipan suci yang akan ditanyakan di akhirat kelak.
Sumber: HypnoCreativa teknik mengelola & mengatasi emosi buah hati menjadi prestasi
Sumber: HypnoCreativa teknik mengelola & mengatasi emosi buah hati menjadi prestasi
0 Response to "Generasi Intan atau Generasi Instant"
Posting Komentar