Bagi yang pernah memarahi anak dengan cara membentak atau berteriak? Tahukah Ayah/Bunda bahwa cara semacam itu akan berdampak buruk pada perkembangan otak anak.
Dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia, Amir Zuhdi mengatakan, ketika orangtua membentak, anak akan merasa ketakutan. Pada saat rasa takut itu muncul, maka produksi hormon kortisol di otak meningkat.
“Otak itu bekerja bukan hanya secara struktural, tapi ada listriknya, ada hormonalnya. Ketika anak belajar neuronnya menyambung, berdekatan, antar neuron semakin lama semakin kuat, sistem hormonal juga bekerja,” terang Amir saat ditemui seusai Festival Kabupaten/Kota Layak Anak di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/11/2015).
Nah, pada anak-anak, meningkatnya hormon kortisol itu akan memutuskan sambungan neuron atau sel-sel di otak. Selain itu, akan terjadi percepatan kematian neuron atau apoptosis. Lalu apa akibatnya jika neuron terganggu?
Masih menurutnya, banyak hal yang bisa terjadi, seperti proses berpikir anak menjadi terganggu, sulit mengambil keputusan, anak tidak bisa menerima informasi dengan baik, tidak bisa membuat perencanaan, hingga akhirnya tidak memiliki kepercayaan diri.
“Neuron ini, kan isinya file-file. Kalau dalam jumlah banyak (kematian neuron) dia jadi lelet,” kata Amir.
Amir menjelaskan, bagian otak anak yang pertama kali tumbuh adalah bagian otak yang berkaitan dengan emosi. Dalam bagian itu, paling besar adalah wilayah emosi takut. Itulah mengapa saat anak-anak, akan mudah merasa takut.
Semakin sering dimarahi dengan keras dan membuat anak takut, maka semakin tinggi pula kerusakan pada neuron. Menurut Amir, orangtua juga harus bisa mengelola emosi. Ketika anak berbuat salah, katakan salah dengan memberi pengertian tanpa membentak-bentak. Selengkapnya
Dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia, Amir Zuhdi mengatakan, ketika orangtua membentak, anak akan merasa ketakutan. Pada saat rasa takut itu muncul, maka produksi hormon kortisol di otak meningkat.
“Otak itu bekerja bukan hanya secara struktural, tapi ada listriknya, ada hormonalnya. Ketika anak belajar neuronnya menyambung, berdekatan, antar neuron semakin lama semakin kuat, sistem hormonal juga bekerja,” terang Amir saat ditemui seusai Festival Kabupaten/Kota Layak Anak di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (7/11/2015).
Nah, pada anak-anak, meningkatnya hormon kortisol itu akan memutuskan sambungan neuron atau sel-sel di otak. Selain itu, akan terjadi percepatan kematian neuron atau apoptosis. Lalu apa akibatnya jika neuron terganggu?
Masih menurutnya, banyak hal yang bisa terjadi, seperti proses berpikir anak menjadi terganggu, sulit mengambil keputusan, anak tidak bisa menerima informasi dengan baik, tidak bisa membuat perencanaan, hingga akhirnya tidak memiliki kepercayaan diri.
“Neuron ini, kan isinya file-file. Kalau dalam jumlah banyak (kematian neuron) dia jadi lelet,” kata Amir.
Amir menjelaskan, bagian otak anak yang pertama kali tumbuh adalah bagian otak yang berkaitan dengan emosi. Dalam bagian itu, paling besar adalah wilayah emosi takut. Itulah mengapa saat anak-anak, akan mudah merasa takut.
Semakin sering dimarahi dengan keras dan membuat anak takut, maka semakin tinggi pula kerusakan pada neuron. Menurut Amir, orangtua juga harus bisa mengelola emosi. Ketika anak berbuat salah, katakan salah dengan memberi pengertian tanpa membentak-bentak. Selengkapnya
0 Response to "STOP! MEMARAHI ANAK DENGAN CARA MEMBENTAK"
Posting Komentar